Dalam kesendirian
aku berdiam menjaring kebisuan
ditengah hari yang ku terjang di laut pasang
ubur-ubur menari menemani
mengiringi melawan arus riak dan gelombang
Aku berjalan kedepan
ketengah..
semakin ke tengah
lebih dalam
semakin dalam
Menghinggapi air sebatas leher,
ada yang lain
Aneh
kaku
dingin
Tak sehangat aku yang dulu
kini serasa menjerat
ouh, aku sulit bernafas
Seketika gelombang pun datang
aku semakin tak bisa menahan
kakiku tak terjejal
aku limbung,
tenggelam!
Aku tersadar!
Ternyata aku masih tetap sendiri
tapi tak benar bila ku sendiri
kusesali ini
Sungguh berdosanya
hampir saja kupungkiri ada-Nya disini
yang tetap setia mangawasi
menghujani dengan cinta
memberikan perlindungan
Aku hampir lupa akan adanya daratan
tuk menepikan cinta ini
Aku terlalu tergoda akan indahnya,
riak gelombang arus lautan
aku tertawan pada bayangan
padahal ia hanya semu
bagi pandangan
apalagi mataku
Kekuatan cinta-Nya Maha Dahsyat
Mengiring tubuhku pada cahaya
dengan ringan mengantarkan
penuh kelembutan
Aku terbawa arus ke tepian,
Dia memberiku kesempatan
Akhirnya aku terselamatkan
Terlepas dari cengkraman
Dari lautan cinta yangg tak bergeming
|Banda Aceh. 31 Juli 2009, 13:45 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar