Senin, 03 Februari 2014

Jangan Mudah Berprasangka

Kita manusia, memang mudah sekali berkata-kata. Mudah sekali menyangka-nyangka. Mudahnya menduga-duga. Mudahnya kita menganggap orang lain pendosa sedangkan kita berasa sangat mulia, suci dari khilaf, silap, dan dosa-dosa. Mudahnya kita mengkafirkan sesama muslim, sedangkan kita berasa muslim sejati. Mudahnya kita mengatakan "Rugi shalat, rugi puasa, tapi tetap maksiat" padahal yang menentukan dan menerima segala amalan adalah Allah, Allah yang punya hak dalam menilai. Betapa mudahnya kita memvonis orang lain kan bertempat di neraka jahannam, sedangkan kita percaya diri akan masuk syurga. Belum tentu orang yang kita hujat itu bejat, belum tentu. Boleh jadi malah dia jauh lebih baik dari kita.

Bahkan, mudahnya kita membuka aib orang lain, masa-masa lalunya. Bahkan aib kita sendiri pun begitu bangganya kita buka-buka. Padahal, bukankah Allah telah memaafkan, mengampuni, Allah telah menutupnya, begitu pula bagi kita. Allah Maha Menerima Taubat hamba-Nya yang benar-benar kembali pada-Nya. Jadi jangan diungkit-ungkit lagi apa yang telah susah payah di usahakannya kini. Yang terpenting adalah dia sekarang, bukan yang dulu. Siapapun berhak berubah, hijrah kearah yang lebih baik. Ke jalan yang diridhai Allah. Allah saja menerima, siapa kita tak mau menerimanya??

“Siapa yang melepaskan dari seorang mukmin satu kesusahan yang sangat dari kesusahan dunia niscaya Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan dari kesusahan di hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah akan memudahkannya di dunia dan nanti di akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan kelak di akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya….” (HR. Muslim no. 2699).

Keangkuhan, kesombongan, keegoan kita mengalahkan akal sehat, memahakan nafsu, diperbudak olehnya. Hingga kurang hati-hati dalam menjaga mulut, mata, telinga, dan hati ketika berbicara, melihat, mendengar, merasa, dan memikirkan segalanya, berpikir sebelum bertindak.

Bila tak ingin disakiti, jangan menyakiti. Bila tak ingin dibenci, jangan membenci. Bila tak ingin dimusuhi, jangan memusuhi. Bila tak ingin dikhianati, maka jangan mengkhianati. Bila tak ingin ada yang marah, maka jangan membuat marah. Begitu pula, bila ingin dicintai, maka mencintailah.

Mungkin kita terlanjur lupa, bahwa ridha Allah dan hidayah-Nya bersifat rahasia, anjing yang najis saja bisa masuk syurga, pelacur yang hina sekalipun ternyata lebih dicintai Tuhan, dimasukkan pula ke Syurga hanya karena satu kebaikan, satu kebaikan saja. Tidak ada yang benar-benar kita ketahui, tidak ada sesiapun yang tau. Hanya Allah saja Yang Maha Tau.

Berprasangka baiklah, berhusnudzan.dengan begitu setidaknya kita terjaga dari dosa-dosa kecil maupun besar yang dtimbulkankan karena mudahnya kita menyangka-nyangka.

“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'afinii wa'fu 'anni.”
Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah tutuplah aib-aibku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, pimpinlah, berikanlah aku petunjukmu, (sehatkan) ‘afiatkanlah aku, dan maafkanlah aku.

“Allahumma a‘inni ‘ala dzikrika, wa syukrika, wa husni ‘ibadatika.”
Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa dapat mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah untuk-Mu dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar